Rabu, 11 Agustus 2010

Bagaimana Harus Menjadi Pemimpin Yang Baik?

Pemimpin yang baik merupakan ujung tombak suatu organisasi. Apapun keputusan dari seorang pemimpin menentukan langkah selanjutnya dari organisasi tersebut. Maka dari itu seorang pemimpin harus bisa memiliki keunggulan dari orang lain dan dan juga beberapa hal harus dimiliki.

Pemimpin Harus Bisa Membedakan Antara Simpati Dengan Tugas                           
Seorang pemimpin boleh saja bersimpati dan mempercayai seorang (itu sich wajar-wajar saja) namun sebaiknya jangan berlebih. Simpati dengan siapa saja itu merupakan hak dia, tapi yang menjadi masalah di sini, biarpun pemimpin itu simpati pada seseorang, dia harus bisa memilah antara kewajiban dia sebagai sahabat karib dan kewajiban dia sebagai pemimpin sebuah organisasi. Misalnya saja seorang pemimpin A mempunyai sahabat dekat B. Bukannya mentang-mentang si A itu suka dengan si B kemudian hanya mendengarkan kata-kata atau masukan dari si B saja. padahal sebenarnya banyak ide/pendapat dari anggota organisasi yang lain yang lebih baik dan lebih proporsional. Jika saatnya mengambil keputusan musti menunggu si B, atau ide/pendapat si B saja yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Wuallahhhhh hal seperti ini sudah tidak benar namanya, dan tidak bisa ditolelir lagi.  Saya bisa pastikan pasti akan nada gejolak di kalangan bawahannya. Dan ujung-ujungnya bisa terjadi penuntutan mundur sebagai seorang pemimpin.

Saya menemukan tulisan bagus dari Mario Teguh yang perlu dan wajib dibaca (menurut saya lho….). berikut cuplikan dari tulisan tersebut. Baca dan cermati yach……

JIKA ANDA INGIN MENJADI PEMIMPIN, PERHATIKANLAH INI.

Jika anda ingin menjadi pemimpin, jangan pernah mengabaikan keharusan anda untuk melayani bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan mereka yang anda pimpin.
Kedudukan anda bukanlah untuk kemapanan dan kedamaian anda saja. Hanya merasa damai dan mapanlah, jika anda telah berhasil menjadikan mereka yang anda pimpin hidup dalam kedamaian dan kemapanan.
Janganlah kerisauan anda hanya yang berkenaan dengan diri anda. 
Anda disebut pemimpin karena anda menukarkan hak anda untuk merasa nyaman bagi kenyamanan orang banyak, anda menomor-akhirkan tidur anda bagi kedamaian tidur mereka, dan anda menunda istirahat anda agar yang paling kecil dari saudara anda itu – termudahkan upayanya untuk membangun kehidupan yang layak.
Jika itu yang mengisi pikiran dan hati anda, anda akan berpendar dengan sinar kecintaan dari langit.
Jika hanya penyelamatan diri anda yang menjadi kegundahan anda, maka hanya kesantunan orang lain yang menjadi pelindung sementara bagi anda.

Berikut adalah beberapa paragraph yang saya ambilkan dari buku Mario Teguh LEADERSHIP GOLDEN WAYS, yang dapat meneruskan pembicaraan yang telah kita mulai di atas, bagi penikmatan Anda di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini. Please kindly enjoy, absorb, and apply.
………..

Seorang pemimpin adalah pribadi biasa yang kesungguhannya tidak biasa dalam menjadikan dirinya pelayan bagi kebaikan hidup orang banyak.
………..

Dia membangun keberhasilannya melalui keberhasilan orang lain.
Rencana besar bagi keberhasilan seorang Pemimpin Jalan Keemasan terbuat dari rencana-rencananya bagi keberhasilan setiap individu yang berada dalam kepemimpinannya.

Banyak pribadi pada posisi kepemimpinan yang lupa bahwa mereka dianggap berhasil hanya apabila mereka menyebabkan peningkatan kualitas pada kehidupan anggota organisasi mereka, dan apabila mereka menyampaikan keuntungan bagi semua pemegang kepentingan mereka.
Anda - sebagai pemimpin dengan jalan keemasan - berupaya mencapai posisi kepemimpinan yang tertinggi bukan untuk menikmati kemudahan pada posisi itu, melainkan untuk menggapai tingkat kewenangan yang Anda butuhkan untuk mengharuskan ketaatan kepada nilai-nilai pelayanan atas semua anggota organisasi Anda.
Dia menjadikan dirinya seorang mahasiswa yang cemerlang pada akademi kepemimpinan yang bernama SITUASI. Situasi adalah komponen pembentuk sejarah. 
Seorang pemimpin dengan jalan kemasan mengetahui bahwa dengan mempelajari perilaku dari situasi, baik yang lalu maupun yang sedang dialaminya, dia akan mampu menghindari penalti dari terulangnya kesalahan, baik dari kesalahannya sendiri mau pun dari kesalahan orang lain. Dengannya, dia bisa mencurahkan semua perhatian dan tenaganya bagi pelaksanaan terbaik dari praktik-praktik kepemimpinan yang telah terbukti membesarkan kehidupan, baik pribadi, organisasi, masyarakat, atau bangsa.
Baginya, semua keputusan yang ada dalam organisasinya adalah keputusan pribadinya.
Dari semua yang bisa didelegasikannya, dia tidak akan pernah mendelegasikan keputusan yang harus diambilnya dari posisi kepemimpinannya. 
Dia mungkin bisa mendelegasikan sebagian besar dari tugas-tugasnya. Dia juga mungkin bisa memberdayakan bawahannya untuk membuat keputusan pada jajaran mereka, akan tetapi, dia mengetahui bahwa, dia tidak dapat membebaskan dirinya dari penilaian negatif atas keputusan buruk para bawahannya. Karena, keputusan buruk itu dibuat oleh mereka yang diputuskannya sebagai pengemban dari sebagian kewenangannya. Jika bawahannya salah, sebetulnya sang pemimpin telah salah memilih bawahan untuk memutuskan atas namanya.
Dia menyadari sekali bahwa sebuah posisi kepemimpinan adalah posisi bagi keputusan akhir, yaitu keputusan yang harus dibuatnya secara pribadi. Dia setia kepada yang benar. Dalam peliknya pertentangan berbagai prioritas dan kepentingan di organisasi dan di publik yang dilayaninya, seorang pemimpin dengan jalan keemasan selalu ingat untuk kembali kepada yang benar. Dia menyadari bahwa semua yang sulit itu datang karena pengabaian dari hal-hal yang baku. Dan yang sulit itu juga berperan sebagai pemaksa agar orang kembali kepada perilaku yang benar, bagi tercapainya perbaikan dan kebaikan berikutnya. Itulah sebabnya dia berupaya keras menjaga tindakannya sendiri untuk setia kepada yang dituntutnya dari orang lain, karena hal itu adalah penentu tingkat hormat dari bawahannya.

Dia mengharuskan dirinya untuk melakukan yang dikatakannya, dan mengatakan yang dilakukannya. Dia sangat berani dalam mendirikan yang benar dan tidak sanggup membayangkan dirinya melakukan yang dilarangnya atas mereka yang dipimpinnya.
Jika yang dilakukannya adalah yang selain itu, tidak ada muslihat apa pun yang bisa digunakannya untuk menyembunyikan kepalsuannya.
……..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya, Semoga tulisan di atas dapat mendampingi upaya super Anda hari ini dan esok, untuk menjadikan kehadiran Anda dalam kehidupan ini – sebuah hadiah yang disyukuri keluarga dan masyarakat yang Anda layani.
Marilah kita tetap menjadi kekasih Tuhan, dengan menjadikan diri kita pemimpin yang setia kepada yang benar, bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan bagi sebanyak mungkin jiwa Indonesia.


(Rhj)

Tidak ada komentar: