PROGRAM KERJA 100 HARI KE DEPAN KEPALA SMP NEGERI 27 PURWOREJO
Oleh
Drs. H.M. Agus Wiwoho Suryo, MM.Pd
Pada prinsipnya maju dan berkembangnya sebuah organisasi dalam hal ini institusi sekolah tidak saja hanya tergantung oleh salah satu elemen sekolah , seperti kepala sekolah namun maju dan berkembangnya sekolah sangat bergantung oleh daya dukung semua elemen steakholder yang terlibat di sekolah. Jadi siapa pun orangnya dan betapa hebatnya seorang kepala sekolah dapat dipastikan tidak akan mampu membawa sekolah kepada sebuah era kemajuan tanpa didukung oleh semua pihak yang terlibat dalam sekolah itu. Oleh karena itu sebagai kepala sekolah SMP Negeri 27 Purworejo yang baru sangat mememohon kepada seluruh steakholder sekolah untuk mampu bersatu padu mewujudkan cita cita sekolah seperti yang tertuang dalam visi dan misi sekolah. Berpola pada para pendahulu yang prinsipnya kepala sekolah baru mampu menjembatani untuk meneruskan program kerja terdahulu yang sudah ada dan memberikan pembaruan pada bidang kerja serta meningkatkan kualitas program kerja, begitu pula mencetuskan ide ide program baru yang belum ada pada program kerja sekolah tahun ajaran baru yang akan datang.
Kebijakan pasti dinantikan dan perbuatan pasti ditunggu, sebagai kepala sekolah baru menyadari betul akan hal ini. Orientasi sangat diperlukan dengan mendengarkan masukkan dari berbagai pihak oleh karena itu Drs. H.M. Agus Wiwoho Suryo. MM.Pd dengan terlebih dahulu berkordinasi dengan Komite Sekolah , Dewan Guru dan seluruh steakholder sekolah mencetuskan ide program kerja 100 hari SMP negeri 27 Purworejo sebagai berikut.
SMP N 27 adalah sebuah institusi besar untuk ukuran sekolah menengah pertama yang Berstandar Nasional untuk itu untuk menjaga pretise sekuat tenaga harus diupayaakan, melalui program siswa kelas IX lulus 100 persen. Untuk mencapai itu les dioptimalkan, uji coba ujian nasional dimaksimalkan intensitas dan kualitasnya, memotivasi peserta didik berlangsung terus menerus dan tidak lupa selalu diingatkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan beribadah sesuai agamanya masing masing serta berbakti pada orang tua mohon doa restu kepada beliau saat akan berangkat kesekolah.
Merubah pola pikir guru tentang proses pembelajaran merupakan sebuah keharusan. Guru seharusnya sudah melakukan pembaruan dalam proses belajar mengajar, lebih cenderung mengutamakan siswa aktif, bukan lagi guru yang aktif mendominasi berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. Guru mampu merumuskan dan mempergunakan pertanyaan tingkat tinggi yang mampu merangsang siswa untuk berpikir kreatif sehingga proses pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan. Untuk melakukan pembaruan proses pembelajaran perlu bekerja sama dengan Decentralized Basic Education 3 (DBE3) melalui program pelatihan guru tentang “ Pembelajaran Bermakna dengan Pendekatan yang Menyeluruh “ yang disponsori oleh United States Agency for International Development (USAID) from American People
Abad sekarang ini sering disebut Abad Informasi, dunia seolah tanpa batas dengan canggihnya teknologi informasi, kejadian peristiwa apa saja dimanapun tempatnya bisa langsung diakses oleh semua orang melalui perangkat internet. Untuk itu tervasilitasi berkembangnya kekuatan smp negeri 27 dalam mendapatkan informasi regional, nasional maupun global, untuk itu ketesediaan perangkat Internet adalah sebuah keharusan. Untuk menyikapi kondisi tersebut maka dengan segala upaya segera disediakan perangkat internet bahkan dilengkapi dengan area Hot Spot, sekolah memiliki alamat e mail, guru wajib memiliki alamat e mail pribadi, sekolah memiliki alamat web site, guru yang sudah bersertifikasi dianjurkan untuk memiliki laptop dengan menggandeng pihak ke tiga rekanan leasing atau pun bank untuk memfasilitasi pengadaan barang. Akan lebih baik apabila guru yang berminat untuk memiliki modem eksternal sendiri agar pada dirinya memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengakses informasi melalui internet lebih leluasa dan setiap saat. Begitu pula bagi rekan kerja guru yang belum begitu akrab dengan dunia teknologi informatika diupayakan untuk mampu mengimbangi rekan kerja lainya yang sudah cakap dalam mengoperasikan perangkat teknologi informatika dengan dikursuskan di lembaga kursus computer. Kedepan untuk memenuhi kebutuhan siswa, guru dan masyarakat sekitar sekolah akan ketercukupan sarana informasi globlal ketersedian warung internet dilingkungan sekolah adalah sebuah keharusan, maka segera dibangun warnet yang merupakan badan usaha milik sekolah.
Atmosfir lingkungan sekolah sebagai lembaga yang menyediakan jasa pendidikan formal dan pengembangan nilai nilai luhur budaya bangsa, nilai luhur Pancasila, budi pekerti, budaya ketimuran, kearifan local dari masyarakat Purwodadi, perlu mengukuhkan diri dengan membangun pencitraan yang positif baik di dalam lingkup sekolah itu sendiri atau pencitraan keluar masyarakat yang lebih luas. Melalui berbagai upaya membangun citra sekolah sebagai wahana menanamkan nilai nilai diawali dari hal yang paling mudah dan murah yaitu dengan budaya bersih. Diawali dari lingkungan kebersihan disekitar ruang lingkup siswa dari kelas sampai ruang lingkup sekolah yang lebih luas. Kebersihan lingkungan sekolah merupakan sebuah keharusan yang perlu diwujudkan menjadi sebuah budaya, yaitu budaya bersih. Diharapkan dari berkembangnya budaya bersih citra sekolah terbangun. Tentu untuk menunjang pembiasaan budaya bersih tersedia fasilitas fasilitas yang menunjang kebersihan seperti tersedianya keranjang sampah didalam ruangan, tempat sampah diluar ruangan , tempat penampungan sampah sementara, dan tempat pembakaran sampah. Membangun budaya bersih tidak saja hanya tercukupinya peralatan kekbersihan namun juga sangat perlu menumbuhkan budaya bersih dengan mencanangkan program kebersihan melalui program 5 R. Mencakup, Rapi, Resik, Ringkas, Rawat dan Rajin. Seluruh elemen masyarakat sekolah wajib ubtuk mengaktualisasi program 5 R menjadi sebuah budaya baru yang mengangkat citra sekolah. Tebar Pesona SMP N 27 keluar dalam arti segala agenda sekolah yang meliputi kegiatan pengembangan akademik kurikulum, kegiatan pengabdian masyarakat melalui bidang humas, Kegiatan Pramuka dan Osis begitu pula perkembangan kemajuan sarana prasarana sekolah sangat perlu untuk disosialisasikan kemayarakat luas melalui media massa Majalah Daerah “Kiprah”, bahkan kepada Media massa regional seperti “Suara Merdeka” bahkan media massa Nasional seperti “Kompas”. Pemberitaan di media masaa sangat membantu pencitraan sekolah menjadi lebih dikenal kemasyarakat , sekolah lebih popular dimata masyarakat umum dan juga di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo.
Begitu pula untuk menjembatani nuansa demokrasi di sekolah dalam kurun waktu 100 hari SMP Negeri 27 dianjurkan untuk mampu membangun penerbitan ditingkat sekolah bisa berupa Koran didinding sekolah, bisa berupa majalah siswa atau bisa juga berupa tabloid siswa yang dikelola oleh OSIS. Ketersediaaan sarana informasi tidak saja hanya dari dunia maya namun diperlukan sarana inforfmasi yang lebih memasyarakat dan ramah bagi semua kalangan yaitu Koran Harian untuk itu menjadi sebuah keharusan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi yang akrab di semua kalangan maka SMP Negeri 27 sebaikanya segera berlanggganan Koran harian daerah atau nasional seperti untuk Koran harian daerah yaitu “ Suara Merdeka”, Koran harian Nasional “ Kompas”dan lain lain.
Setelah semua dilakukan dengan berbagai upaya maka sebagai program pamungkas yang mudah, murah, namun butuh kesungguhan dan keterlibatan semua pihak yaitu program penegakkan disiplin siswa, dewan guru, kepala sekolah dan komite sebagai mitra sekolah. Penegakkan disiplin akan diawali dari pimpinan yaitu Kepala Sekolah, Dewan Guru, Siswa dan seluruh steakholder sekolah. Kedisipilinan yang dikembangkan adalah kedisiplinan yang ditumbuhkan dari komunitasnya itu sendiri bukan kedisiplinan yang dipaksakan yang bersifat represif namun nilai kedisiplinan tumbuh dan berkembang dari kesepakatan yang sudah dirumuskan dan menjadi komitmen dari komunitas itu sehingga siapapun orangnya yang memimpin di SMP Negeri 27 Purworejo diwaktu yang akan datang sudah akan bersama dengan warga sekolah memiliki budaya disiplin yang akan melekat sepanjang hayat dan menjadi karakter sekolah.. Untuk mengfasilitasi pengembangan budaya disiplin pada tataran siswa maka perlu sekolah menjalin kerja sama dengan pihak pihak terkait yang sangat berkompeten dalam penegakkan disiplin seperti bekerja sama dengan instansi Kesatuan Brimob. Nuansa disiplin harus berkembang, semangat demokratis juga harus tumbuh maka alangkah lebih baiknya nilai nilai dan kerangka praktis operasional disiplin sekolah dimusyawarakkan oleh seluruh elemen sekolah. Untuk itu seluruh kesepakatan yang kaitannya dengan kedisiplinan diutarakan, disosialisasikan, diterjemahkan kepada seluruh elemen sekolah sehingga nyaman semua pihak untuk melaksanakan Program Penegakkan Disiplin.
Untuk mengawal pelaksanaan dilapangan dalam lingkungan sekolah maka sangat diperlukan keterlibatan yang maksimal dari Polisi Keamanan Sekolah yang handalMaka untuk menjebatani kepentingan tersebut Pelatihan PKS segera dan sangat perlu menjadi agenda rutin tahunan. Polisi Keamanan Sekolah tidak saja terlibat secara langsung dilingkungan sekolah tetapi juga terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan social kemasyarakatan seperti contoh aktif menjaga lalu lintas dalam penyebrangan jalan didepan sekolah. Polisi Keamana Sekolah menjadi tangan panjang dewan guru yang memberikan informasi dilapangan terhadap apa yang berkembang dalam kehidupan siswa yang dirasa akan mengganggu kondisi yang stabil dan kondusif bagi Proses Pemebelajaran di Sekolah. Informasi dini itulah peran yang diambil oleh Polisi Keamanan Sekolah sehingga gejolak siswa akan selalu terpantau dan keamanan siswa selalu terjaga.
Sebagai penguatan untuk membekalai Guru dan Karyawan tentang spiritual keagamaan maka acara rutin pengajian selapanan merupakan sarana yang tepat dan ampuh untuk membangun kekuatan mental keagamaan. Diharapkan dengan tumbuh dan berkembanya nuansa keagamaan dan spiritual maka keiklasan dalam bekerja akan tumbuh dan berkembang dan akan dengan sendirinya membangun etos kerja guru dan karyawan secara maksimal. Kegiatan rutin pengajian selapanan sebaiknya terselenggara secara rutin setiap selapan hari (40 ) hari tepatnya pada hari Sabtu Kliwon. Pelaksanaan pengajian sebaiknya dilaksanakan di sekolah Untuk lebih menggairahkan nuansa pengajian yang semarak maka perlu bekerja sama dengan tokoh Agama setempat yang bisa diajak bekerja sama untuk membangun nuansa agamis di sekolah. Sesekali bisa mengundang Ulama dari luar daerah setempat untuk mengisi pengajian dengan tujuan menambah wawasan.
Bagi keluarga SMP Negeri 27 yang menganut agama Kristen Protestan atau Katolik difasilitasiuntuk mampu membangun komunitasnya melaksanakan peribadatan yang hidup berdampingan secara damai di sekolah, bisa dengan menghadirkan Romo, Pastur, Pendeta untuk ikut serta membangun kehidupan kerohanian yang indah.
Tempat pembinaan Retrait bagi siswa alangkah lebih baiknya tersedia fasilitas yang memadahi seperti ada karakter khusus yang menandai tempat tersebut tempat pembinaan kerohanian Kristen. Bisa karakter khusus tersebut itu berbentuk tanda Salib, ada bangku khusus untuk doa, dan sebagainya.
DRS. H.M. AGUS WIWOHO SURYO, MM.PD
Kepala SMP Negeri 27 Purworejo, Sekolah Standar Nasional
Fasilitator Nasional DBE 3 US AID from american people untuk pembelajaran siswa aktif/ pembelajaran bermakna yang mengembangkan kecakapan hidup
Alamat
http://www.dbe-usaid.org
E: agus_wiwoho_suryo@yahoo.com
FB: agus suryo
HP 081 392 528 727
HP 085 868 234 856
Home (0275) 323 836
Perum Doplang Jl. Majapahit 72 Purworejo
1 komentar:
asslmlkm. . .
maaf sblmnya ,saya mau tanya . . .ada blog untuk para alumni smpn 27 purworejo tahun 2008 atau tidak ??
karena setelah saya lulus ,tidak ada komunikasi lagi dengan teman-teman semasa smp dulu... .karena ada suatu hal dan skarang saya pindah keluar kota.
mohon konfirmasinya di LINK saya :https://www.facebook.com/yogha.sykes.roxana
terima kasih. . .
wassalam
Posting Komentar